Hari keenam dari bulan Januari.
Seperti biasa hari ini tanggal segini dan bulan ini selalu jadi hari galau gue. Yaaa ga perlu lah dijelaskan kenapa. Cukup allah dan gw aja yang tau dan mungkin seseorang disana yang masih mengingatnya.
Lupakan lah masalah hati gw yang keseringan galau, haha mari kita bicarakan sesuatu yang jauhlebih penting dari sekedar ngomongin hati yang gaada ujungnya. Hehe
Kali ini gw mau ngomongin tentang Tiwul, yang beberapa waktu lalu menyebabkan satu keluarga tewas. Gw terinspirasi dari koran yang udah beberapa bulan ini selalu udah nongkrong didepan pintu rumah gue jam 5.20 pagi. Di edisi hari ini lagi dibahas nih, bisa dicek buat temen – temen yang langganan juga. Gw coba sampaikan lagi ya disini karena kebetulan juga bokap gw suka tuh makan tiwul dan emang tukang jamu yang suka mampir kerumah gw setiap jam setengah empat sore selalu bawain tiwul buat sekalian dijual. Mungkin buat orang yang bukan dari suku jawa (bukan maksud nge-rasis yaa :) ga tau bahkan belum pernah denger Tiwul itu apa. Tiwul merupakan makanan olahan yang bahan dasarnya singkong yang dikeringkan. Kalo kata mbak2 jamu yang suka buat tiwul yang sering dimakan ayah gw itu sih tiwul yang dia buat itu dari singkong yang ditumbuk terus dikasih kelapa parut deh dalam penyajiannya. Bisa ngebayangin kan kaya apa bentuknya?
Nah untuk beberapa kalangan masyarakat, tiwul ini jadi pilihan sebagai menu utama pengganti nasi/ beras, karena jelas harganya lebih murah. Namun ada beberapa juga yang menjadikan tiwul hanya sebagai makanan cemilan aja. Tapi kenapa sih ko bisa ya ada yang meninggal gara2 makan tiwul? Padahal sekilas itu makanan fine fine aja kan untuk dikonsumsi.
Coba kita kaji, dari proses pembuatan gaplek (sebutan untuk singkong yang dikeringkan) itu. Gaplek harus dikeringkan di bawah sinar matahari 3 hari berturut – turut hingga warnanya berubah menjadi putih kecoklatan, dan dalam proses pengeringannya itu tidak boleh terhambat bila tidak ingin warna gapleknya berubah menjadi kehitaman karena dihinggapi jamur. Warna kehitaman ini nih pernah gw temuin juga dari tiwul yang dijual mbak – mbak jamu. Alibinya sih bilang kalo itu singkongnya lagi jelek, tapi rasanya tetep enak kok, katanya gitu. Tapi berhubung gw ragu dan berhasil meracuni pikiran bokap gw juga jadi akhirnya gajadi dibeli deh.
Nah setelah dikeringkan dibawah sinar matahari selama 3 hari, gaplek ditumbuk atau digiling hingga diperoleh tepung gaplek. Setelah itu untuk mendapatkan yang namanya tiwul, tepung gaplek tadi dikukus hingga matang.
Ternyata selain dari itu ada juga tiwul yang dibuat dari ampas singkong yang sudah diambil sari patinya untuk bahan tepung tapioka. Nah yang ini yang bahaya guys..karena tiwul yang dibuat dari ampas singkong itu mengandung asam Sianida yang cukup tinggi. Biasanya singkong2 yang dijadikan untuk pembuatan tepung tapioka itu dari varietas markonah, UJ-5, dan UJ-3 dan rasanya pahit. Singkong2 dari varietas ini memang tidak dapat dikonsumsi secara langsung karena kandungan asam sianida nya itu yang masih tinggi. Kalo di industri tepung tapioka, singkong pahit ini biasanya langsung dihancurkan tanpa dibuang kulit tebalnya, sementara kandungan asam sianida yang terbanyak justru ada di kulit tebalnya ini. Tapi kalo di industri tepung tapioka walaupun kulit tebalnya ga dibuang tapi tetap aman kok karena dalam proses pembuatannya hingga jadi tepung tapioka itu mengalami proses yang kompleks, dari penghancuran ampe halus banget, terus disaring, dicuci lagi dan dikeringkan.
Secara detail mungkin gw belum bisa jelasin juga, tapi yang jelas intinya gitu sehingga tepung tapioka ya tetep aman dikonsumsi. Dan asal kalian tau, biasanya ampas singkong yang pahit dan mengandung asam sianida yang tinggi ini dikasih ke ternak untuk dimakan. Tapi kenapa mereka (ternak:red) ga kenapa2 dikasih singkong yang mengandung asam sianida yang tinggi dengan yang ga pernah dikasih? Jawabannya karena sensitifitas organ digestiv manusia dengan hewan itu berbeda. Manusia mungkin lebih sensitif bila ada kuman sedikittt saja yang masuk ke dalam perut, namun tidak begitu dengan hewan.
Sekarang kita ngomongin dampaknya ya.. menurut koran yang gw baca sih katanya kandungan asam sianida yang tinggi di dalam tubuh (> 100ppm) dapat mempengaruhi susunan syaraf pusat. Nah itu mungkin penyebab sekeluarga tewas setelah makan tiwul karena kandungan asam sianida yang masih tinggi di tiwul itu. Pesan gue, hati – hati aja ya dalam memilih makanan, ga semuanya makanan yang unik – unik itu sehat :D
berusaha untuk menjadi wanita yang dicemburu bidadari syurga
tiwul mematikan?
Thursday, January 6, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment