GANGGUAN KEPRIBADIAN episod 2

Wednesday, August 18, 2010

nah sekarang gw lanjutin ya ceritanya.
Kelompok yang kedua dalam pembagian ganguan kepribadian menurut DSM-IV yaitu kelompok B yang terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, borderline, histrionik, dan narsisistik. Check this out.

 KELOMPOK B

1.  GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTISOSIAL

Biasanya nih individu yg punya gangguan antisosial bisa bertingkah laku yang menawan, kemampuan verbalnya juga baik, bahkan bisa menarik perhatian lawan jenis karena pandai merayu (caution nih sama cowok2 yg jago ngegombal. Jangan jangan punya gangguan antisosial lagi. hahaha *becanda). Dari yang udah gw uraikan ini kesannya individu yg punya gangguan antisosial keren banget ya. Padahal punya gangguan. Tapi gak gitu dibalik sisi positifnya itu kalo kita telusuri riwayat hidupnya ternyata orang yang memiliki gangguan antisosial pernah melakukan tindakan antisosial seperti berkelahi, mencuri, pemakaian obat-obatan terlarang, suka berbohong, membolos, kabur dari rumah, dan berbagai aktivitas ilegal lain yang biasanya sudah dimulai dari masih anak – anak. Hayohh.. nggak banget dah.

Dan mereka biasanya tidak dapat dipercaya dan tidak memiliki tanggung jawab, jadi ketika mereka dewasa biasanya berkaitan dengan kasus penyiksaan pada pasangan hidup, pada anak-anak, dan pelacuran. Nahloh.. Bisa jadi juga remaja – remaja yang nakal yg sering melakukan kegiatan yang melanggar norma mungkin punya gangguan kepribadian. tapi kita juga ga bisa asal diagnosis sih ya.

Kadang suka sulit ngebedain antara individu yang memang menderita gangguan antisosial dengan individu yang mngkonsumsi zat – zat. Yang penting kalo kedua masalah itu muncul sejak kecil dan terus berlangsung hingga dewasa kemungkinan kedua diagnosis itu bisa ditegakkan tapi kalo tingkah laku antisosial muncul karena mengkonsumsi zat zat tertentu maka diganosis gangguan kepribadian antisosial tidak perlu diberikan. Lebih jelasnya gw kasih contoh kasus ya (dikutip dari buku Psikologi Abnormal Klinis dewasa pg. 153)

      contoh kasus :
     Seorang laki-laki berusia 18 tahun dan sedang menjalani masa rehabilitasi di tempat       ketergantungan obat-obatan terlarang untuk kesekian kalinya. Berdasarkan penuturan       Ibunya sejak SD anaknya sudah sering melawan nasihat orangtua dan gurunya. Dia juga       sering membolos dari sekolah, walaupun prestasi akademiknya memadai. Wali kelasnya       sering memanggil orangtuanya untuk mengeluhkan prilaku sang anak. Sejak kelas 5 SD       sudah mulai merokok dan dilanjutkan menghisap ganja semasa awal SMP, hingga akhirnya       kelas 2 SMP mulai menggunakan putaw hingga sekarang. Penggunaan obat-obatan   terlarang ini kadangkala disertai dengan konsumsi alkohol. Sang anak akhirnya putus     sekolah di kelas 1 SMA dan lebih memilih bermain band dengan teman-temannya. Tidak       ada satupun orang yang berhasil mengajaknya kembali ke sekolah.


2.  GANGGUAN KEPRIBADIAN BORDERLINE
Nah kalo jenis yang ini nih khasnya adalah memiliki mood yang berubah-ubah. Sekarang dia bisa banyak memberikan pendapat, ngobrol banyak sama temen-temennya tapi 5 menit kemudian bisa mendadak depresi. Karena tingkah lakunya yang sulit diduga dan dapat berubah sewaktu-waktu menyebabkan mereka jarang mencapai hasil yang sesuai sama kemampuan mereka. Dan mereka juga cenderung suka menyakiti diri sendiri, tujuannya untuk mencari pertolongan dari orang lain, mengekspresikan kemarahan mereka atau menumpulkan afek – afek yang mereka rasakan.

      Selain itu mereka yang memiliki gangguan borderline merasa sangat bergantung pada orang       lain. Tapi juga memiliki perasaan bermusuhan dengan orang lain. bingung kan? Gw juga.       haha Mungkin ini karena sikapnya yang suka berubah tiba-tiba. Dan mereka juga biasanya       ga tahan kalo sendirian, jadi kalo lagi ngerasa kesepian walaupun rasa kesepian itu ga       belangsung lama tapi dia akan berusaha mencari teman walaupun cuman teman duduk dan       bener-bener orang asing buat dia. Berdasarkan penelitian juga orang yang memiliki       gangguan borderline biasanya ada kecenderungan untuk mengalami episode Major       Depression Disorder.

3.   GANGGUAN KEPRIBADIAN HISTRIONIK
Ciri – ciri dari individu yang memiliki gangguan kepribadian histrionik ditandai dengan tingkah laku yang colorful , suka menonjolkan diri, dramatis, dan ekstrovert pada individu yang emosional dan mudah terstimulasi oleh lingkungan. Terus orang yang memiliki gangguan histrionik juga berusaha mencari perhatian dari lingkungan dengan cenderung melebih-lebihkan pikiran atau perasaan mereka. Mereka menunjukkan air mata, kemarahan dengan super tantrum (ngamuk) dan tuduhan-tuduhan bila mereka tidak menjadi pusat perhatian, pujian dan persetujuan. Untuk kehidupan seksual kadang mereka memiliki fantasi seksual dengan siapa mereka akan berhubungan  tapi tidak selalu dikatakan langsung sama orang yang bersangkutan (misalnya dia memiliki fantasi seksual dengan terapisnya namun dia tidak bilang ke terapisnya). Namun pada kenyataannya mereka justru memiliki disfungsi seksual, pada wanita biasanya anorgasmic atau masalah dalam orgasme dan pada pria biasanya impoten.
     
      relasi sosial yang terbentuk biasanya juga cuman terlihat diluar aja. Padahal aslinya mereka-     mereka yang memiliki gangguan histrionik ini cenderung bergantung pada orang lain, sangat      percaya pada orang lain hingga akhirnya jadi mudah ditipu. Selain itu individu dengan   gangguan histrionik juga cenderung tidak menyadari perasaannnya dan tidak bisa menjelaskan motivasi dari apapun yang ingin mereka lakukan karena salah satu pertahanan       diri mereka adalah represi.

4.  GANGGUAN KEPRIBADIAN NARSISISTIK
ini dia, gw fikir yang namanya narsis itu cuman wacana aja dan gaada nama gangguannya ternyata eh ternyata ada juga. Seperti yg kita ketahui sebelumnya ya, narsis itu pede kan ya? Nah di gangguan nasisistik ini juga ciri khasnya yaitu mereka yang memiliki gangguan narsisistik ini merasa banget kalo dia adalah orang penting dan unik, merasa bahwa dia adalah orang yang spesial dan berharap mendapat perlakuan yang spesial. Karena itu biasanya mereka sulit bahkan tidak bisa menerima kritik orang lain. Dan mereka juga kepengen semuanya berjalan dengan apa yang mereka rencanakan dan tentukan, seringkali ambisius dan mencari ketenaran. Mereka juga bisa membuat orang lain sangat marah karena mereka nggak mau ngikutin aturan yang sudah ada. Selain tiu mereka tidak bisa menampilkan empati, kalaupun ada biasanya mereka berempati atau bersimpati karena memiliki tujuan tertentu dan untuk kepentingan diri sendiri.

Karena itu sikap mereka mengakibatkan hubungan interpersonal menjadi rentan dan mudah pecah, dan biasanya juga memiliki self-esteem yang mantap dan rentan juga mengalami depresi.




nah itu dia gangguan2 kepribadian yang digolongkan dalam kelompok B. kelompok C nya masih ada jenis gangguan kepribadian avoidant/ menghindar, dependet, dan obsesif kompulsif

selanjutnya bakal gw posting kalo uda punya waktu lagi yaa. hehe :D
yang mau komen, dengan senang hati saya terima :))

GANGGUAN KEPRIBADIAN episod 1

Hello.. yaampun udah lama gak nge-posting yah..
akhir – akhir ini gue lagi disibukkan dengan persiapan mabim sih. Hehe
kali ini bahan yang mau gw postingin yaitu berhubungan dengan psikologi, karena beberapa bulan belakangan gw emang lagi tertarik dengan psikologi terutama kejiwaan gara-gara awalnya ngediskusiin OCD (Obsesif Compulsif Disorder) yang merupakan salah satu bagian dari gangguan kecemasan sama beberapa temen seperjuangan gw dan beberapa senior gw. Nah dari sumber buku yang gw dapet dan beberapa buku yang gw baca, gw dapet beberapa ilmu pengetahuan tentang psikologi abnormal untuk klinis dewasa. Untuk sekarang yang gw mau bahas adalah gangguan kepribadian. Hayoo yang ngerasa punya gangguan kepriadian mendingan coba di simak deh yaaa :D

pertama sebelum kita tau gangguan kepribadian dan jenis – jenisnya, perlu tau juga definisi dari kepribadian. Kepribadian adalah gabungan emosi dan tingkah laku yang membuat individu memiliki karakteristik tertentu untuk menghadapi kehidupan sehari – hari (Psikologi Abnormal Klinis Dewasa, pg. 142). Intinya kepribadian merupakan sesuatu yg membentuk karakteristik kita. Nah seseorang dikatakan memiliki gangguan kepribadian bila ciri kepribadiannya itu nunjukkin prilaku yang maladatif dan udah berlangsung lama, biasanya sih udah ada sejak individu tersebut masih anak-anak. Dan yang jelas pola prilaku itu muncul di setiap situasi dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari. Tapi pada individu yang memiliki gangguan kepribadian biasanya nih mereka menyangkal kalo dibilang punya masalah, makanya kadang suka menolak pertolongan dari terapis atau dokter atau psikiater.
Berdasarkan DSM-1V (acuan yang digunakan di Indonesia untuk mengklasifikasikan perilaku abnormal hingga saat ini), gangguan kepribadian dibagi mejadi 3 kelompok besar. Kelompok A, kelompok B, dan kelompok C. nah satu satu kita bahas ya..

KELOMPOK A

1. Gangguan Kepribadian Paranoid
ciri – ciri :
• kecurigaan dan ketidakpercayaan kepada orang – orang disekitarnya
• sangat sensitif
• mudah marah
• biasanya ada kecenderungan yang tidak beralasan untuk menganggap perilaku orang lain itu merendahkan dan mengancam diri mereka
• biasanya menjaga jarak dengan orang lain, tidak hangat dan lebih tertarik pada kekuatan/status dan tingkatan serta memandang rendah orang lain yang lebih lemah, sakit, atau punya kekurangan tertentu (misalnya cacat fisik)

contoh kasus :
seorang wanita berusia sekitar 25 tahun dan memiliki seorang putri dikeluhkan oleh suaminya. Suaminya mengeluh karena istrinya sulit mempercayai dirinya. Memang gejala ini sudah tampak sejak mereka berpacaran, namun semakin meningkat intensitasnya setelah mereka menikah, apalagi setelah suaminya sering berpergian dinas ke luar kota. Apabila suaminya terlambat pulang dari kantor, istrinya langsung menuduh suaminya selingkuh dan memiliki wanita lain. Pernah pula istrinya curiga bahwa suaminya telah menikah lagi dengan orang lain. Keluarganya dan keluarga suaminya telah menjelaskan kalau suaminya tetap setia tapi sulit untuk diterima sang istri. Tetangga sekitar rumah pun kadang dicurigai oleh istrinya sampai-sampai suami tidak berani bertegur sapa dengan para tetangga.

2. Gangguan Kepribadian Skizoid
ciri-ciri :
• biasanya muncul pertama kali pada masa kanak – kanak
• menarik diri dari lingkungan dan sudah berlangsung sejak lama
• merasa tidak nyaman berinteraksi dengan orang lain
• cenderung introvert
• afek (ekspresi emosi) terbatas
• biasanya orang yang memiliki gangguan kepribadian ini dilihat orang sebagai individu yang eksentrik, aneh. Terkucil, dan penyendiri
• lebih suka pada aktivitas yang tidak melibatkan orang lain dan berhasil pada bidang yang tidak melibatkan persaingan dengan orang lain
• kehidupan seksualnya biasanya hanya sebatas fantasi dan sedapat mungkin mereka menuda kematangan seksualnya (untuk laki-laki biasanya tidak menikah karena tidak dapat melakukan hubungan yg intim dengan orang lain dan untuk perempuan biasanya bakal menikah sama laki-laki yang agresif dan sangat menginginkan menikah dengannya)
• kadang mampu memberikan dan membentuk ide-ide yang kreatif dan original bagi sekitarnya

contoh kasus :
seorang laki-laki, umur 20 tahun dikeluhkan oleh keluarganya karena bermasalah pada relasi sosial. Setelah melewati pemeriksaan, diketahui bahwa sejak kecil dia sering diejek 'gorila' karena memiliki tubuh yang tinggi dan besar. Sejak di SD dia tidak pernah memiliki teman dekat dan bila teman-temannya bermain dia hanya memperhatikan dari kejauhan. Orangtuanya menceritakan bahwa anaknya sering bermain di loteng sendirian. Setelah beranjak dewasa dia tampak lebih suka berdiam diri atau mengurung diri dikamar dan tidak suka bila kakaknya mengajak dia untuk melakukan aktivitas tertentu. Dia beranggapan bahwa kakaknya menggangu dia.


3. Gangguan Kepribadian Skizotipal
• memiliki pemikiran yang magical dan ide – ide yang ganjil
• suka ber-ilusi dan derealisasi
• kadang isi pikirannya dipenuhi dengan fantasi yang berkaitan dengan ketakutan dan fantasi yang biasanya hanya muncul pada anak-anak
• sensitif terhadap perasaan atau reaksi oranglain terhadap dirinya terutama rekasi yang negatif seperti marah atau kecewa.
• Kadang cara bicaranya aneh dan ganjil sehingga hanya dia sendiri yg mengerti maksud pembicaraannya apa.
• Kadang bila individu dengan gangguan skizotipal dalam keadaan dibawah tekanan, mereka dapat menampilkan tingkah laku psikotik dan tampak seperti pasien skizofrenia
• bedanya, pada pasien dengan gangguan skizotipal tidak ada gejala psikotik (misalnya halusinasi) seperti pada pasien skizofrenia namun apabila sedang dibawah tekanan gejala psikotik itu tidak akan bertahan lama dan segera menghilang.

Contoh kasus :
Tuan X berusia 35 thn nyaris tidak pernah bekerja dan mengalami devisiensi vitamin yang parah. Kondisi itu terjadi karena dia tidak mau makan makanan apapun yang menurutnya sudah terkontaminasi oleh mesin-mesin. Dia mulai membentuk pemikiran tentang diet semacam itu pada usia 20 tahun dan tidak lama dia meninggalkan keluarganya dan mulai mempelajari suatu kepercayaan yang menurutnya mampu membuka 'mata ketiga'-nya. Saat ini dia hidup sendiri di sebuah perkebunan mungil dan menanam sendiri berbagai makanan untuk dirinya. Dia menghabiskan sepanjang harinya untuk melakukan penelitian berkaitan dengan mekanisme kontaminasi pada makanan. Selain itu, dia pun memiliki pengikut yang berpikiran sama dengannya. Dia tidak pernah menikah dan sangat jarang berhubungan dengan keluarganya. Dia mengatakan bahwa dia tidak pernah dekat dengan ayahnya karena dia seorang vegetarian.


Untuk kelompok B dan kelompok C bakal dijabarin di postingan selanjutnya ya. Soalnya ceritanya masih panjang. Hehe. Stay stay if you wanna know :D